Maka gemuruhlah Makkah dan Madinah oleh lantunan Takbir dan Talbiyah, ketika sunyi membungkam Roma dan Konstantinopel dalam kekakuan dogma.
Maka hangatlah diskusi-diskusi di Bashrah dan Kuffah, saat Genoa dan Venesia dihantui inkuisisi.
Maka bersinarlah perpustakaan Kairo, ketika para dukun komat-kamit di kegelapan Lissabon.
Maka hangatlah diskusi-diskusi di Bashrah dan Kuffah, saat Genoa dan Venesia dihantui inkuisisi.
Maka bersinarlah perpustakaan Kairo, ketika para dukun komat-kamit di kegelapan Lissabon.
Maka
Gemerlaplah Baghdad oleh Lantunan ayat Al-Qur'an di semarak
malam, ketika Paris gulita sejak senja dalam takhayul dan mitos..
Maka
gemericiklah air mancur Damaskus dalam kesucian Thaharah ketika para
'bangsawan' di London menganggap mandi sebagai aktivitas berbahaya.
Maka
berdengunglah ayat-ayat Allah menjelang buka Puasa sengan sajian kurma,
susu, serta buah-buah segar di balkon-balkon pualam Cordoba dan
Granada, saat Katherdal di Wina dan Biara di Bern menutup makan malam
dengan puding darah babi.
(GueNeverDie)
(GueNeverDie)